Tokoh Perempuan Sumatera Barat Yang Mendirikan Perguruan Putri
Tokoh Perempuan Sumatera Barat Yang Mendirikan Perguruan Putri. Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya dan sejarah. Provinsi ini terkenal dengan banyaknya tokoh-tokoh hebat yang berasal dari daerah tersebut. Salah satu tokoh perempuan yang cukup terkenal adalah Cut Nyak Dien yang berasal dari Aceh dan dikenal sebagai pahlawan nasional. Namun, masih ada banyak tokoh perempuan lain yang juga patut mendapat pengakuan atas jasanya dalam mengembangkan pendidikan di Sumatera Barat, salah satunya adalah Roosseno.
Roosseno adalah seorang tokoh perempuan yang berasal dari Sumatera Barat. Dia lahir di Padang Panjang pada tanggal 22 Juli 1913 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 10 Juni 1998. Roosseno adalah salah satu tokoh perempuan Indonesia yang berperan penting dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mendirikan perguruan putri di Sumatera Barat.
Roosseno adalah seorang yang sangat terdidik. Dia mengenyam pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School), sebuah sekolah dasar Belanda yang terkenal di kota Padang Panjang pada masa itu. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pada tahun 1934, Roosseno pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru Pendidikan Anak Perempuan (Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzeressen) yang didirikan oleh Maria Ulfah Santoso.
Setelah lulus dari sekolah tersebut, Roosseno bekerja sebagai guru di Sekolah Rakyat di Jakarta. Namun, impian Roosseno adalah untuk membuka sekolah sendiri di Sumatera Barat. Pada tahun 1941, Roosseno dan suaminya, Sutan Takdir Alisyahbana, mendirikan sebuah perguruan putri yang diberi nama “Sekolah Perempuan Indonesia”. Perguruan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada perempuan di Sumatera Barat, terutama untuk mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Pada saat itu, pendidikan untuk perempuan masih dianggap kurang penting di masyarakat Indonesia. Namun, Roosseno dan Sutan Takdir Alisyahbana memiliki visi yang berbeda. Mereka ingin memperjuangkan hak-hak perempuan dan memberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa perempuan juga berhak mendapat pendidikan yang layak agar bisa berperan aktif dalam membangun bangsa.
Perguruan yang didirikan oleh Roosseno dan Sutan Takdir Alisyahbana ini cukup sukses. Banyak perempuan dari berbagai latar belakang sosial yang ingin mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi memilih untuk belajar di Sekolah Perempuan Indonesia. Di perguruan ini, Roosseno dan Sutan Takdir Alisyahbana tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga pendidikan karakter dan keterampilan.